Rss Feed

Cinta Tulus


Menerima pendamping apa adanya dengan tidak berharap terlalu banyak merupakan kunci untuk mencapai kemesraan dan keharmonisan dalam hidup berumah-tangga.

Tak salah kita berdoa memohon pasangan yang sempurna, tetapi pada saat yang sama kita juga harus melapangkan dada untuk menerima kekurangan. Kita boleh memancangkan harapan, tapi kita juga perlu bertanya apa yang sudah kita persiapkan agar layak mendampingi pasangan idaman. Ini bukan berarti kita tidak memperbaiki kehidupan kita, rumah tangga kita, serta pasangan kita. Akan tetapi semakin besar harapan kita dalam pernikahan, semakin sulit kita mencapai kebahagiaan dan kemesraan. Sebaliknya, semakin tinggi komitmen pernikahan kita (marital commitment) akan semakin lebar jalan yang terbentang untuk memperoleh kebahagiaan dan kepuasan.

Apa bedanya harapan dan komitmen dan apa pengaruhnya terhadap keutuhan rumah tangga?

Harapan perkawinan menunjukkan apa yang ingin kita dapatkan dalam perkawinan. Bila kita memiliki harapan perkawinan yang sangat besar, sulit bagi kita untuk menerima pasangan apa adanya. Kita akan selalu melihat dia penuh kekurangan.

Sementara itu, komitmen perkawinan lebih menunjukkan rumah tangga seperti apa yang ingin kita bangun. Kerelaan untuk menerima kekurangan, termasuk mengikhlaskan hati menerima kekurangannya membuat kita lebih mudah mensyukuri perkawinan. Orang yang melapangkan hati untuk menerima perbedaan, cenderung akan menemukan banyak kesamaan.

Untuk itu, ada tiga hal yang perlu kita pahami agar ia mempercayai ketulusan kita.

Pertama, berikanlah perhatian yang hangat kepadanya. Besarnya perhatian membuat dia merasa kita sayang dan kita mencintainya. Kedua, terimalah ia tanpa syarat. Penerimaan tanpa syarat menunjukkan bahwa kita mencintainya dengan tulus. Tidak mungkin kita menerima dia apa adanya jika kita tidak memiliki ketulusan cinta dan kebersihan niat. Ketiga, ungkapkanlah dengan kata-kata yang tepat. Berkaitan dengan ungkapan ini, ada sebuah tips yakni terminologi 'aku' dan 'kamu'. Saat kita mendapatkan bahwa masakan yang dibuat pasangan kita keasinan misalnya, maka gunakanlah kata ganti 'aku'.

Jika hari ini kita bermimpi tentang sebuah pernikahan yang romantis sementara ikatan batin di antara kita dan pasangan begitu rapuh, sudahkah kita berterima kasih kepadanya? Sudahkah kita meminta maaf atas kesalahan-kesalahan kita? Jika belum, mulailah dengan meminta maaf atas kesalahan-kesalahan kita dan ungkapkan sebuah panggilan 'sayang' untuknya.

Mulailah dari yang paling mudah, 'kalimat/kata' yang paling remeh atau kecil sekalipun. Mulailah dari yang paling kecil, "Little things mean a lot." Agar cinta bersemi di dalam keluarga kita, agar cinta senantiasa berbunga dalam kehidupan kita.

Apakah Dia Untukku?




Beberapa hal sederhana untuk mempertimbangkan apakah ia layak diperjuangkan.

Memilih pasangan hidup memang harus hati-hati. Bibit bobot bebet bukan hanya sekedar nasehat tidak penting dari orang tua. Itu benar-benar sesuatu yang harus dipertimbangkan. Tapi ada beberapa hal simple yang bisa membantu kita dalam tahap pendekatan awal untuk bisa mempertimbangkan apakah orang ini layak diperjuangkan untuk menjadi kandidat pasangan kita ke depan nanti.

1. Bagaimana reputasinya? Seringkali kita bermimpi 'untuk mengubah seorang yang liar menjadi orang yang baik hati'. Namun mimpi itu tidak selalu menjadi kenyataan. Karena itu jika reputasi orang yang kita sukai itu sangat buruk di luar sana, kita sebaiknya berhati-hati dan berpikir dua kali atau mungkin tiga kali.

2.Kenali setiap percakapan dengannya. Dalam setiap percakapan, yang penting untuk kita ketahui ialah apakah ia seorang 'pecinta diri sendiri' atau bukan. Jika ia tipe yang selalu fokus pada dirinya ketimbang pada kita, ini tanda kurang baik, terutama jika kita ingin serius dengannya di kemudian hari.

3. Ketahui sejarah percintaannya. Apakah gebetan kita ini terkenal sebagai si tukang gonta ganti pacar? Jika mantan pacarnya ada 12 padahal umurnya baru 23 tahun, kita benar-benar harus hati-hati, karena itu berarti dia bermasalah dengan satu kata yang berjudul ‘komitmen'. Bisa-bisa kita hanya akan menjadi 'pacar nomor 13' untuknya.

4. Apakah kita nyaman bersamanya? Ada orang yang kita sukai tapi membuat kita sendiri tidak nyaman. Mungkin karena bahasanya yang kasar, cara berpakaiannya yang -jujur saja- membuat malu, atau tingkah lakunya yang kadang tidak sopan. Jika ya, lebih baik pikir-pikir dulu untuk menjadikan dia kekasih pujaan hati.

5. Bagaimana ia pada keluarganya. Bagaimana ia memperlakukan keluarganya dan bagaimana ia berhubungan dengan saudara-saudaranya adalah hal penting yang disimak. Peringatan besar muncul jika orang yang anda sukai suka memusuhi adiknya sendiri atau kasar pada orang tuanya.

6. Sadari pengaruh kehadirannya pada kerohanian anda. Ini poin yang paling penting. Sebelum kita dan si dia memulai hubungan yang lebih serius, kita harus mulai bisa menilai dari berbagai sisi, apakah kehadiran orang istimewa kita itu memberi pengaruh baik bagi kerohanian kita atau tidak. Apakah kehadirannya membuat kita rajin berdoa atau malah jadi malas berdoa sama sekali? Apakah bersamanya membuat kita jadi jatuh dalam dosa atau tidak? Poin utamanya ialah, bersama dengan dirinya harus membuat hidup rohani kita naik dan bukan turun!! Jika bersama dengannya membuat rohani kita menjadi lemah, tinggalkan saja angan untuk bersamanya.

7. Bayangkan yang jauh ke depan. Maksudnya, kita harus mulai punya bayangan sebuah pernikahan dengan dirinya. Jika membayangkan untuk menjadi istri atau suaminya saja membuat kita merasa aneh, jangan lanjutkan. Bayangkan juga apakah ia bisa menjadi ayah atau ibu yang baik bagi anak-anak kita nanti. Kalau sikap dan karakternya sangat meragukan untuk itu, berarti ini sebuah lampu merah untuk kita.

8. Orang lain harus dihargai. Pendapat orang tua, pendapat sahabat, pendapat pimpinan, harus kita dengarkan. Biasanya mereka yang sudah 'buta oleh cinta' tidak bisa melihat segala sesuatu dengan objektif. Karena itu pendapat orang penting dipertimbangkan. Jika semua orang terdekat berkata tidak, tidak ada salahnya untuk mempertimbangkan kembali keputusan anda.

Jika hampir semua dari 8 hal sederhana di atas mengarah ke sesuatu yang negatif tentang orang yang kita sukai tersebut, mengapa harus pusing lagi? Orang-orang sekeliling kita boleh menyebarkan kebohongan bahwa 'kita harus punya pacar!!'. Padahal tidak. Begitu banyak perceraian yang terjadi karena kebohongan ini. Mereka memaksakan diri berpacaran dengan orang yang salah hanya karena ingin punya pacar dan akhirnya menikahi orang yang salah itu. Dan penyesalan hanya datang kemudian, "Andai aku lebih berhati-hati waktu pacaran dulu". Karena itu, tidak ada salahnya bagi kita untuk MENUNGGU sampai orang yang terbaik untuk kita dari Tuhan tiba. (iks)


Sumber : briomag by LV

Karakteristik Pernikahan yang Sehat



Seperti apakah pernikahan yang sehat itu? Berikut ini adalah beberapa penguraian ciri-ciri pernikahan yang sehat:

1. Di dalam pernikahan yang sehat, ada kemampuan untuk menyelesaikan pertengkaran. Meskipun kita bertengkar dan bahkan bertengkar hebat, pernikahan yang sehat bisa menyelesaikan masalah. Berbeda dengan pernikahan yang tidak sehat, tatkala bertengkar susah untuk berdamai kembali. Kalaupun berdamai, kecenderungannya adalah mendiamkan masalah dan bukan menyelesaikannya. Jadi, pernikahan yang sehat ditandai dengan kemampuan untuk menyelesaikan konflik.

2. Di dalam pernikahan yang sehat, kita tetap saling menerima. Di dalam pernikahan yang sehat juga ada kekecewaan, kemarahan, kesedihan, dan kekesalan, namun itu tidak berlangsung lama. Dalam pernikahan kami, adakalanya kami bertengkar dan tidak ingin berbicara, namun itu hanya bertahan sejenak - setengah atau satu jam. Biasanya, tak sampai satu jam kami sudah ingin berbicara kembali karena kami merasa kesepian dan tidak nyaman berdiam-diaman. Sebetulnya perasaan kesepian ini telah saya rasakan cukup lama, namun tidak pernah saya ungkapkan. Suatu hari saya memberanikan diri dan mengakuinya kepada isteri dengan berkata, "Saya merasa kesepian ketika tidak berbicara denganmu." Rupanya kata-kata yang sangat berat untuk saya ungkapkan itu menyentuhnya dan ia pun menjawab, "Saya tidak tahu kamu merasa seperti itu." Setelah itu, kami berdamai dan saling menerima kembali. Dalam pernikahan yang sehat, meskipun kita marah, sedih dan kecewa, kita akan tetap memiliki kerinduan untuk bersatu kembali. Apa pun perbuatannya yang tidak kita sukai, kita akan tetap tergugah untuk menerimanya kembali dan tidak ada keinginan untuk mencampakkan atau meninggalkannya.

3. Di dalam pernikahan yang sehat, terkadang memang tidak ada perasaan apa-apa. Maksudnya, kondisi pernikahan tidak selalu mesra dan tidak selalu penuh kasih. Kendati demikian, di dalam pernikahan yang sehat, selalu ada perasaan sayang terhadap pasangan kita - bahwa ia berharga dan kita tidak ingin sesuatu yang buruk menimpanya. Kita berdoa meminta Tuhan melindunginya, menjauhkannya dari segala mara bahaya. Kita tidak ingin kehilangan pasangan kita, sebab kita menyayanginya.

4. Di dalam pernikahan yang sehat, kita menghormati pandangan pasangan kita. Memang kita tidak selalu seia sekata dengan pasangan kita, namun dalam pernikahan yang sehat, ada lebih banyak titik temu dibanding konflik. Meski berbeda pandangan, kita tidak melecehkannya; kita tetap menghormatinya. Kita menyadari bahwa ia berbeda dengan kita, namun perbedaaan tidak berarti bahwa kita lebih tinggi atau lebih baik daripadanya. Atas dasar saling menghormati inilah akhirnya kita sanggup menyelesaikan perbedaan yang ada. Hasilnya, kita lebih banyak menemukan titik temu pada waktu mengambil keputusan.

5. Di dalam pernikahan yang sehat, kita sebagai orangtua bisa mendamaikan perselisihan anak-anak kita. Orangtua yang tidak bisa mendamaikan pertengkaran anak dan malah justru menambah kacau relasi anak-anak, hal itu menandakan bahwa pernikahannya tidak stabil. Anak-anak rindu melihat orangtuanya mesra, harmonis, dan saling menyayangi. Orangtua yang mengasihi pasangannya akan dihormati anak-anaknya; sebaliknya, orangtua yang tidak mengasihi pasangannya akan kehilangan respek dari anak-anaknya. Mungkin di depan kita, anak-anak tidak berkata apa-apa ketika melihat kita garang terhadap pasangan kita, tetapi ia tidak akan lagi menaruh hormat pada kita. Jadi, salah satu ciri pernikahan yang sehat adalah anak-anak menghormati orangtuanya karena melihat orangtua memperlakukan pasangannya dengan baik. Oleh karena rasa hormat inilah, anak-anak lebih mudah taat kepada orangtua. Relasi orangtua yang sehat memberi wadah bertumbuhnya relasi anak-anak yang sehat pula.

6. Dalam pernikahan yang sehat, kita mau memaafkan pasangan. Kemarahan kita mungkin bertahan selama satu jam atau bahkan mungkin sampai dua hari. Namun, setelah merenung dan mengintrospeksi diri, kita bersedia dan dapat memaafkan pasangan. Pernikahan yang tidak sehat ditandai dengan ungkapan seperti, "Saya tidak akan memaafkanmu!" Sebaliknya, di dalam pernikahan yang sehat, kasih akan mengalahkan kemarahan dan akhirnya membuahkan pengampunan.

7. Di dalam pernikahan yang sehat, ada persekutuan dengan Tuhan. Memang kita tidak selalu bisa bersekutu bersama di dalam Tuhan pada waktu kita sedang berselisih paham. Adakalanya kita memerlukan waktu untuk menyendiri. Namun, dalam pernikahan yang sehat, frekuensi persekutuan dengan Tuhan jauh lebih sering dilakukan daripada tidak. Kita dapat membicarakan kebaikan Tuhan dalam hidup kita dan mendoakan anak-anak serta kebutuhan lainnya. Ini adalah salah satu bentuk persekutuan di dalam Tuhan.

Pasti kita berharap keluarga kita mempunyai ciri-ciri seperti di atas, akan tetapi dalam kenyataannya, pernikahan tidak selalu sesehat yang kita idamkan. Sungguhpun demikian, kita harus selalu berjuang mewujudkan impian itu.


Sumber : Paul Gunadi – How to Enjoy Your Marriage

4 Kualitas dari Seorang Sahabat

Banyak orang merasa bahwa mereka memiliki banyak teman tetapi tidak semua teman yang mereka miliki tersebut adalah sahabat dekat. Ada kualitas dari seorang teman yang dapat dikatakan sebagai sahabat dekat.

1. Mereka harus bisa menerima Anda.
Seorang sahabat harus mau menerima apapun yang dimiliki oleh sahabatnya dan tulus dalam menjalin persahabatan dengan Anda.

2. Mereka harus jujur kepada Anda.
Jika ada sesuatu hal yang mengganjal dihati lebih baik mengatakannya dengan terus terang, atau jika Anda merasa tidak nyaman untuk membicarakan suatu masalah lebih baik mengatakan padanya bahwa Anda sedang tidak ingin membicarakannya.

3. Harus mau saling mengunjungi.
Jika Anda atau teman Anda tidak pernah saling mengunjungi maka pertemanan yang Anda berdua miliki bukanlah pertemanan dekat.

Persahabatan4. Selalu ada saat dibutuhkan.
Bersedia memberikan pertolongan dengan segera saat seseorang membutuhkan, meminjamkan uang tanpa mempertanyakan kapan mereka bisa mendapatkannya kembali saat seseorang dalam kesulitan, mengantarkan dengan senang kemana Anda ingin pergi, dan tidak berpikir lama ketika Anda memintanya datang pada Anda.

Apakah Anda dan juga teman-teman Anda memiliki empat kualitas tersebut? Jika ya, bisa jadi Anda telah menemukan sahabat sejati Anda. Amsal 17:17 - Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.


Sumber : perempuan.com/Tmy

Hari Ini, Polri Uji Tes DNA Jenazah Noordin M.Top



Kabar tewasnya Noordin M.Top Sabtu (8/8) pagi tadi ternyata masih menyisahkan sebuah tugas bagi pihak Kepolisian Indonesia (Polri). Polri harus bisa membuktikan bahwa jenazah yang tewas dalam penggerebekkan Densus 88 di Temanggung, Jawa Tengah tersebut adalah gembong teroris Internasional, Noordin M. Top.

Kabid Penerangan Umum Mabes Polri Kombes I Ketut Untung Yoga dalam keterangannya menyatakan bahwa jenazah Noordin akan diterbangkan ke Jakarta dan langsung dibawa ke RS Polri Soekanto Kramat Jati, Sabtu ini. Hal ini didapat pada saat wawancara via telepon antara okezone.com dengan Untung Yoga yang dikutip jawaban.com.

Untung Yoga juga mengatakan bahwa dirinya sendiri saat ini masih belum bisa memastikan apakah jenazah tersebut adalah Noordin atau bukan. Karena itulah, ia mengatakan Polri mengadakan uji tes DNA.

Dengan uji tes DNA, maka keraguan masyarakat maupun orang-orang yang mengikuti peristiwa ini dapat terjawab.

Mari kita tunggu bersama hasilnya nanti. Semoga kabar tewasnya Noordin M.Top bukanlah isapan jempol belaka yang tentu akan berekses negatif bagi Pemerintah Indonesia bila hal itu terjadi. Semoga saja tidak...

Sumber : VIVAnews.com/bm