Puisi Cinta Monyet

Ya Tuhan, selama ini cintaku hanya cinta monyet. . .
senyum – senyum sendiri memandang si dia punya potret. . .
tetapi tak lama ia pun ku coret. . .
cinta monyet memang tidak pernah awet. . .

Kini aku memohon kepada-Mu Tuhan. . .
tolong supaya cintaku menjadi dewasa sungguhan
bukan lagi senang – senang berpacaran
melainkan mempertimbangkan teman hidup masa depan

Ukuran bukan lagi wajah yang rupawan atau rayuan yang menawan
melainkan apakah dia punya kepribadian
dan bisa cocok seumur hidup sebagai pasangan

Ternyata belajar memasuki cinta dewasa sungguh susah
harus bisa tidak menang sendiri dan berat sebelah
bukan lari dari. . .melainkan belajar memecahkan masalah
dan mau minta maaf kalau bersalah

Cinta dewasa berarti jujur terhadap dunia nyata
masing-masing menampilkan diri dan tidak pura-pura
menyimak sifat baik dan sifat buruk yang ada
lalu menilai apakah tahan bersama dia seterusnya

Tuhan bimbinglah aku untuk terus belajar melihat ke depan
Ketika yang perlu bukan lagi pacar yang kasmaran
Melainkan dua insan yang setiawan
Berjiwa tanggung jawab pengorbanan dan pengabdian

Cinta dewasa menuntut aku untuk mawas diri
Apakah kualitas kepribadian itu ada pada diri sendiri
Apakah aku mampu memberi diri
Bukan cuman minta di layani melainkan mau melayani

Cinta monyet memang mudah, namun cinta dewasa sungguh susah
Karena itu aku sering merasa gelisah
Tolonglah aku mempercayakan diri dan berpasrah
bahwa Tuhan besertaku bertumbuh ke masa cerah

dampingilah aku bertumbuh ke kedewasaan
matangkan diriku untuk berperilaku kemitraan
tolong aku nanti membuat pilihan
tolong aku agar ada yang membuat aku jadi pilihan

aku belum tahu siapa jodohku untuk berpasangan
tetapi ku percaya bahwa seseorang sudah kau tentukan
namun ia masih sedang Kau siapkan Kau matangkan dan Kau dewasakan

sebab itu pada pengaturanMu kupercayakan diri
engkau punya maksud indah dengan masa depan setiap pribadi
sehingga pergumulan hidup bukan kami hadapi seorang diri
melainkan bersama Engkau, Tuhan teman hidup sejati

Sumber : http://wansz.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar